Selasa, 16 Juni 2020

Kapan Nikah?



            Memasuki usia 23 Tahun adalah berkah, sekaligus bencana. Diusia ini orang- orang sibuk bertanya “Kapan Nikah?” Aku yang awalnya biasa aja dan menjawab dengan guyonan, lama-lama jadi kesel juga karena pertanyaan ini terus menerus datang seakan nggak ada habisnya. Mungkin, mereka bakal berhenti nanya kalau secepatnya aku sebar undangan pernikahan?

                Wait, wait a minute! Apakah menikah itu sebuah urgency yang kalau nggak dilakukan sekarang, akan menjadi malapetakan buat mereka? Aku heran kenapa orang lain disekitarku sampai sebegitunya mengurusi kehidupan pribaduku. Pertanyaan lain yang sangat mengganggu adalah “mau sampai kapan kokoreaan terus? Mending cari jodoh”

                What the heck is that— apa yang salah dengan kokoreaan? aku menghabiskan banyak uang untuk nonton konser idol korea kesukaanku, streaming youtube menggunakan kuota pribadi, membeli stuff yang berhubungan dengan “kokoreaan” murni 100% menggunakan uangku, dan sama sekali nggak mempengaruhi kondisi keungan mereka. I just don’t understand why people bothered by my “kokoreaan” activity.

                Lagi pula, semua orang punya timeline hidup yang berbeda, Cuma karena teman-teman seangkatan ku udah menikah dan menggendong anak. Apakah aku juga harus melakukan hal yang sama? Buru- buru mencari pasangan, menikah dan menggendong anak di usia 23 tahun? Aku nggak ngerti gimana bisa mereka memukul rata kalau perempuan di usia 23 tahun ini harusnya sudah menikah. Well, nothing wrong with marriage life. Menikah memang hal yang bagus, untuk mereka yang siap secara mental, fisik, dan finansial. Sekarang masalahnya adalah nggak semua orang lahir dengan kondisi finansial yang oke! Lagipula menikah butuh persiapan yang sangat matang, marriage is a big deal for me.

                Sorry to sorry, for people who keep asking me “Kapan nikah?” here I tell you something. Marriage is not on my 1st goal life. Mungkin beberapa dari teman sebayaku memang menaruh “Menikah” sebagai tujuan utama hidup mereka, karena memang menikah itu menyempurnakan agama. But that’s not for me, for now, I have no interest to have marriage life, In this age. Masih banyak hal yang harus dicapai, banyak hal yang harus diperbaiki, banyak hal yang harus di perjuangkan ketimbang memikirkan dengan siapa dan kapan aku harus menikah atau bagaimana caranya agar aku bisa menikah sebelum usia 24 tahun.

                Again, I have to say this “we born and grow up in the toxic society” orang orang seakan memberi batasan usia, kalau perempuan wajib dan harus menikah di usia 21, 22 atau 23. Sedangkan laki- laki bebas mau menikah di usia berapa saja, that’s really unfair. Perempuan juga punya hak yang sama dengan laki-laki untuk membangun karir, dan memperbaiki diri hingga kondisi mental nya siap untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Aku prihatin dengan orang orang yang masih punya pikiran kolot bahwa perempuan harus menikah di umur sekian, kalau enggak, ya jadi bahan gunjingan tetangga dan ibu ibu rumpi. Dibilang perawan tua lah, dibilang nggak laku dan sebagainya.
               
Kita nggak pernah tahu gimana orang lain berjuang dengan kondisi ekonomi mereka, siapa tahu sebagian dari mereka memang pengen menikah Cuma uang nya belum cukup? Siapa tahu, sebagian dari mereka lebih memprioritaskan untuk membahagiakan keluarga dan mengangkat drajat orang tua terlebih dulu? Siapa tahu sebagian dari mereka sedang fokus meniti karir untuk mendapatkan masa depan yang lebi stabil, Siapa tahu sebagian dari mereka sedang berusaha memperbaiki diri sehingga tuhan akan menjodohkan dia dengan pasangan terbaik untuknya. Dan kita nggak pernah tahu, mungkin sebagian dari mereka yang belum nikah punya pengalaman buruk dengan toxic relationship dan masih struggle untuk bisa menjalin hubungan lagi.


                “Who are you to judge?”
                Even “Kapan nikah?” adalah pertanyaan klasik yang udah nggak aneh utuk ditanyakan, tapi lama-lama akan terdengar sangat annoying.  Because you know nothing about another people story.

Jumat, 21 September 2018

Mengapa harus jadi aparatur negara



                Mungkin aku jadi satu dari sekian banyak orang yang tidak tertarik buat mengikuti tes CPNS 2018. Lahir dari keluarga yang berprofessi sebagai PNS, orang tuaku selalu menyuruhku untuk mengikuti jejak karir mereka. Terlebih ibuku, beliau selalu mendoakan ku supaya kelak suatu hari nanti aku bisa menjadi pegawai negeri sipil atau memiliki suami yang berprofessi sebagai pegawai negeri sipil.

                “Jadi pns itu enak, gaji nya pasti dijamin oleh Negara. Udah pension juga tetap di gaji, bahkan sampai mati pun di gaji. Enggak akan pernah kena PHK, apalagi kalau jadi guru, tanggal merah libur murid libur kita ikut libur, belum lagi banyak tunjangan dan insentif yang diterima” Ibuku selalu mengiming-imingi ku dengan segala kemudahan yang didapatkanya setelah menjadi pegawai negeri sipil atau yang sekarang menjadi aparatur sipil Negara.


                Well, semua itu benar. Hidup dan gaji nya pns memang di jamin oleh Negara. Kita nggak perlu khawatir akan pemecatan seperti bila bekerja di perusahaan swasta. Atau nggak perlu merasa cemas perusahaan bangkrut jika kita bekerja sebagai wiraswasta. Jadi pns memang enak, apalagi saat menerima gaji ke 13. Oke, aku tahu itu karena ibu dan bapak ku adalah seorang pegawai negeri sipil.  Tapi menurutku rezeki itu Allah yang menjamin, bukan presiden, bukan Negara atau siapapun. Rezeki bisa kita dapatkan dimana saja kita mencarinya baik itu lewat jalan berdagang, bekerja di perusahaan, atau membuka usaha sendiri. 


                 Kalau Pns gaji nya di jamin oleh Negara, maka pekerja lain jiga gaji nya dijamin oleh Sang pencipta. Tanggal 19 sepetember 2018 lalu, Negara baru saja resmi membuka tes Cnps tahun 2018 dan seperti yang kita duga banyak sekali warga Indonesia yang berbondong-bondong mengunjungi situs resmi cpns hingga mengalami server down dan kesulitan diakses. Beberapa pegawai honorer cpns pun bersorak, aku sangat mengerti apa yang dirasakan oleh para honorer yang sudah mengabdi bertahun tahun namun masih saja di PHPkan oleh Negara.


                Tidak ada salahnya membuka tes cpns untuk warga Negara Indonesia, karena membuka peluang dan kesempatan bagi mereka yang ingin menjad aparatur Negara. Tapi mari kita tengok para pahlawan tanda jasa yang sudah bertahun tahun menghonor dan tidak diberi kejelasan. Gaji yang diterima honorer guru khususnya sangat mengkhawatirkan, gaji mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan pekerja pabrik yang bisa menembus angka diatas 3 juta rupiah. Padahal, mereka juga turutr andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa namun rasa-rasanya pemerintah miskin perhatian kepada para honorer yang ada Indonesia. Mengapa mereka tidak diberikan kemudahan dalam proses menjadi aparatur Negara. Bayangkan saja, jika guru honorer yang sudah bertahun- tahun mengabdi pada Negara mengalami gagal dalam tes, sedangkan pemula yang mencoba mengikuti tes Cpns bisa lulus karena hoky, bagaimana perasaan mereka?
                

                    Lagi pula, tidak ada kompetisi yang murni di dunia ini. Apalagi di Negara Indonesia yang sudah sangat kental dengan budaya KKN. Koneksi menjadi penentu utama lulus tidak nya seseorang saat mengikuti Tes Cpns. Tidak bermaksud untuk bersikap pesimis, hanya saja melihat kenyataan yang ada bagiku bisa lulus tes CPNS adalah suatu keajaiban, dan tidak semua orang bisa seberuntung itu.

Rabu, 19 September 2018

Pengaturan Uang



                “Besar pasak dari pada Tiang” Istilah yang cocok banget untuk sebagian orang. Mereka kesulitan mengatur pengeluaran yang lebih besar dari pada pemasukan. Bukan Cuma mereka, bahkan aku sendiri sering mengalami nya. Jadi tulisan ini dibuat untuk kalian, dan juga untuk kita yang lagi berusaha menimalisir pengeluaran yang semakin membengkak dari bulan ke bulan. Kebutuhan setiap orang berbeda, kebutuhan seorang pelajar dengan seorang jelas tidak sama. Seorang pekerja akan lebih banyak mengeluarkan uang dari pada mereka yang masih duduk di bangku sekolah. Mengatur pengeluaran seakan menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Menantikan tanggal gajian dengan tidak sabar, setelah hari itu tiba, hanya beberapa hari nominal di rekening tabungan sudah terlihat sangat mengkhawatirkan. Lalu gimana kehidupan sebulan kedepan?
                Hmmmm, jangan lupa bahwa 2,5% dari harta yang kita punya adalah milik mereka. Setiap kali gajian, selalu sisihkan sebagian dari uang yang kita terima untuk di sumbangkan pada mereka yang membutuhkan. Baik itu anak yatim, pengemis, musafir, atau siapapun orang yang ada disekitarmu yang sekiranya sangat memerlukan bantuan. “once you give more, you’ll receive more” Nggak perlu takut untuk bersedekah karena Allah pasti akan mengganti kebaikanmu berlipat ganda. Next, tulis semua hal yang kamu butuhkan dan kamu inginkan. Buat sebuah tabel dengan tiga kolom. Isi kolom pertama dengan tulisan “Yang aku butuhkan” dan kolom kedua “Yang aku inginkan” dan kolom terakhir adalah “Yang harus di bayar” contoh :
               
Yang Aku butuhkan
Yang Aku inginkan
Yang Harus Dibayar
Kuota internet -> 55.000
Sepatu Sport -> 350.000
Tagihan Listrik -> 200.000
Go Pay -> 200.000
Menonton Di Bioskop -> 100.000
Kosan -> 700.000
Skincare -> 100.000
Blous Baru -> 100.000



Jumlah = 355.000


Jumlah = 550.000


Jumlah = 900.000

Tabel diatas adalah contoh kecil dari analisa setiap barang dan hal yang kamu butuhkan setiap bulannya. Tulis dengan rinci jenis barang serta harga nya sesuai dengan kolom dimana seharusnya barang itu berada. Ingat kembali masalah skala prioritas. Barang – barang yang di tulis di kolom kebutuhan adalah barang-barang yang benar-benar kamu butuhkan, jika kamu tidak membeli nya makan akan berdampak buruk pada kehidupanmu sehari-hari. Barang yang ada di kolom keinginan hanyalah barang yang kamu inginkan, tetapi jika tidak dibeli pun tidak akan menjadi masalah, atau bisa kamu beli di lain waktu ketika kamu punya penghasilan lebih. Nah, di kolom yang harus dibayar adalah sesuatu yang wajib dan akan sangat bahaya jika dilewatkan. Biasanya seperti keharusan membayar listrik, kosan, cicilan motor dan kebutuhan lainnya yang harus segera di bayar. Dengan mejumlahkan kolom “Yang aku butuhkan” dengan kolom “Yang harus dibayar” kamu akan mengetahui kira-kira bulan ini kamu akan mengeluarkan berapa rupiah. Jika setelah di jumlahkan dan gaji mu masih tersisa, kamu bisa menggunakan sisa gaji mu untuk membeli barang yang ada di kolom “Yang aku inginkan”.
Tips berikut nya adalah, jangan lupa untuk memisahkan uang makan. Setiap harinya kita pasti perlu sesuatu untuk dimakan demi menjaga energy agar tetap fit dalam melakukan aktivitas dan juga pekerjaan. Untuk kamu yang masih tinggal di rumah dengan orang tua, kamu tidak perlu pusing memikirkan hari ini mau makan apa? Karena ibumu pasti menyediakan makan untukmu. Nah, untuk kamu anak rantau yang tidak bisa mengandalkan siapapun, kamu harus mengalokasikan gaji mu untuk kebutuhan makananmu. Sebelum membelikan gajimu pada barang yang kamu inginkan dan kamu butuhkan, kamu harus memisahkan terlebih dahulu gajimu untuk biaya makan, jangan lupa juga untuk transportasi. Nominalnya sesuai dengan kebutuhanmu, dan sesuai dengan frekuensi makan kamu perhari. Begitupun dengan nominal transportasi. Saranku nih, beli lah Gopay (untuk pengguna gojek) atau grabpay (untuk pengguna grab). Aku sudah berbulan bulan menggunakan Gopay karena menurutku lebih hemat. Satu bulan, aku rutin mengisi Gopay ku senilai 200.000 untuk transportasi ke tempat kerja, atau kemanapun. Kenapa harus Gopay? Karena uang dalam bentuk virtual lebih membuat kita hemat, percaya nggak percaya saat kamu memegang uang cash pasti selalu ada godaan setan untuk menghabiskan uang tersebut. Makanya, aku jarang sekali pegang Uang cash, aku lebih mengandalkan Gopay untuk transportasiku. Selain itu tarifya juga lebih murah dari pada kita harus membayar cash dan point yang akan kita dapat lebih besar kemungkinannya.
Setelah mengatur skala prioritas, buatlah evaluasi bulanan dengan cara mengumpulkan struk pembelanjaan. Dompetku penuh sekali dengan struk belanja ataupun struk ketika aku mengambil uang di atm. Berawal dari hobby mengumpulkan struk, lama-lama ku pikir struk ini juga bermanfaat. Jangan pernah buang struk setelah kamu selesai bertansaksi berbelanja apapun. Kumpulkan struk tersebut dan bundle menjadi satu diakhir bulan menuju gajian. Setelah itu kamu bisa menjumlahkan berapa banyak uang yang telah kamu keluarkan di bulan ini dari struk-struk tersebut. Kamu juga bisa menganalisa kemana uang mu pergi, karena kadang kita suka nggak sadar. “Loh, kok uang ku segini lagi? Emang tadi beli apa aja ya?” Nah, saat kamu lupa kamu tinggal melihat struk yang kamu jaga. Sehingga kamu bisa mengevaluasi pengeluaran kamu dan meminimalisirnya di bulan berikutnya.
Terakhir adalah sisihkan uangmu untuk menabung. Kamu harus punya target menabung setiap bulannya. Entah itu 100.000 atau 500.00 yang penting setiap kali kamu menerima gaji dan pemasukan kamu wajib menyimpan uang yang tidak boleh diganggu gugat tersebut. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Saat sesuatu yang mendesak terjadi dan kamu harus punya uang, kamu tinggal menggunakan uang tabungan kamu selama ini. Misalkan saja, tiba-tiba kamu harus membayar tagihan rumah sakit atau biaya berobat lainnya, kamu sudah punya tabungan untuk mengcover semua itu. Segala kemungkinan bisa terjadi dan ketika kita sudah siap secara finansial tidak perlu ada yang di khawatirkan. Jangan sampai bekerja bertahun-tahun, tenaga dan pikiran terkuras tapi ketikan melirik buku tabungan tidak ada nominal apapun disana.             
Untuk kamu yang senang travelling kamu juga bisa menggunakan uang tabunganmu untuk pergi jalan-jalan kemanapun kamu mau. Kamu juga harus punya target, berapa lama kamu menabung untuk traveling tersebut. Setelah uang nya terkumpul, kamu bisa menikmati liburanmu tanpa harus mengganggu gajimu yang dialokasikan untuk kebutuhan lain. Liburan itu perlu loh, apalagi untuk para pekerja yang sering dibuat penat oleh setumpuk pekerjaan, macet yang melelahkan, dan jug abos rewel yang sangat menyebalkan. Jadi, jangan sungkan-sungkan untuk merencanakan liburan 1 atau 3 bulan sekali.
Well, itu dia beberapa tips yang bisa aku berikan. Semoga kita bisa lebih bijak dalam mengatur pengeluaran agar tidak menyesal dikemudian hari, dan tidak mengalami krisis kantong kering di tengah bulan. Semoga bermanfaat, selamat mencoba.


Body Critizm




Kalau semua manusia bisa meminta sama Tuhan Yang Maha Kuasa soal bagaimana bentuk tubuh mereka, tentu aja di dunia ini nggak akan ada si Tinggi yang menghina si pendek, si Hidung mancung yang menghinda si pesek, si kulit putih yang menghina si kulit hitam, si mata belo yang menghina si sipt , atau si rambut lurus yang menghina si rambut keriting.
Menurutku orang-orang yang mengkritik bentuk ciptaan Tuhan adalah orang-orang yang nggak sadar bahwa dirinya juga hanya seorang mahluk yang nggak berdaya, padahal bentuk tubuh dia juga Tuhan yang menciptakan. Lantas berhak apa dia dalam mengkritik? Toh dia juga pasti nggak akan bisa menciptakan bentuk se-sempurna yang Tuhan ciptakan.
Kritik emang sesuatu yang bagus , kritik yang bertujuan untuk menjadikan seseorang lebih baik. Tapi menurutku ada beberapa kritik yang pada akhirnya malah jadi hal yang nggak berguna, dan walaupun kamu mengkritik yang ada malah menimbulkan rasa sakit hati.  Misal saja ketika ada seseorang yang memasak dan rasanya terlalu asin, lalu kamu kritik dan dia bisa memperbaiki masakannya mengurangi takaran garam yang dia pakai sehingga bisa lebih layak makan. Lain cerita kalau kamu mengkritik bentuk tubuh seseorang, apa yang akan kamu dapat?
“Kulit kamu hitam banget sih?” Kalau dari lahir dia memang sudah berwarna gelap bagaimana? Kalau gen yang diturunkan oleh orang tuanya memang sudah berwarna gelap bagaimana? Hanya karena kamu berkulit lebih cerah bukan berarti kamu punya hak untuk mengatai orang yang warna kulitnya tidak secerah kamu, apalagi dengan melontarkan guyonan seperti “Si Hitam” mungkin bagi kamu itu lucu atau terkesan biasa saja, tapi bagi orang yang mendengarnya?
“Dasar pendek, gendut!” Kalau dia memang di takdirkan untuk berbentuk tubuh seperti itu lantas kamu bisa apa? Kalau dia sudah berusaha untuk olahraga untuk menjadi setinggi kamu atau sekurus kamu dan pada akhirya berhasil nihil karena genetic keluarganya yang memang berpostur tubuh pendek dan gendut kamu bisa apa?
“Itu hidung kamu kemana? Kok pesek?” Hanya karena tulang hidung kamu lebih Nampak dari pada punya nya, bukan berarti kamu memiliki hak untuk memberikan hinaan seperti itu. Lantas kalau dia punya hidung yang pesek dan kamu mengkritiknya apa yang akan kamu inginkan darinya? Kamu ingin agar dia pergi ke dokter dan melakukan operasi agar dia punya hidung seperti kamu?
Pada dasarnya manusia memang mahluk penilai, apa yang terlihat oleh matanya selalu jadi penilaian bahkan sampai lupa dengan yang namanya bercermin. Manusia terlalu sibuk mencari kekurangan orang lain, mengkritiknya, memperbincangkannya, bahkan lebih parah lagi menghina nya. Menurutku menghina bentuk tubuh manusia baik itu matanya, jidatnya, hidungnya, kakinya atau apapun yang ada pada tubuhnya sama saja seperti kamu menghina sang Pencipta nya. Seolah Seolah kamulah pemilik tubuh paling sempurna di dunia ini, seolah- olah kamulah yang paling bagus di ciptakan oleh Tuhan. Dan menurutku mengkritik bentuk tubuh manusia yang tidak se bagus punya mu adalah hal yang sangat tidak berguna. Dan hanya orang-orang yang tidak tahu diri yang bercanda dengan bentuk fisik manusia.


Bertutur Kata Di Dunia Maya




            Beberapa hari yang lalu aku baru saja mengalami yang namanya di bash oleh sebuah akun annonim di instagram. Semuanya berawal saat aku iseng-iseng ngelkik explore dan nemu sebuah akun yang khusus membahas drama korea, yup! I really love drama korea dan disana diberitakan soal drama korea Why Secretary Kim yang berhasil mendapatkan ratting tertinggi sebagai salah satu drama yang mejeng di tv kabel. Selanjutnya aku melihat sebuah komentar yang dilontarkan oleh sebuah akun anonym, namanya ngga jelas, foto profil nya pun nggak jelas, disana juga nggak ada postingan poto atau apapun. Selebihnya aku simpulkan bahwa orang ini sengaja buat akun anonym yang bertujuan untuk menghujat dan juga menyebarkan hate speech dimana mana.
            Disana dia melontarkan komentar yang sama sekali nggak relatable dengan topic yang lagi di bahas sama akun tersebut. “Aku penasaran gimana nanti kalau Park Minyoung (nama pemeran utama wanita di drama Why Secretary kim) kalau punya anak, secara muka dia kan operasi plastic , dia rahang aslinya peyot sedangkan kalau gen nggak bisa di bohongi. Nanti pasti suami nya kecewa kalau anak mereka jadi jelek karena ibunya sudah melakukan operasi plastik sejak remaja”
Well, sebagai orang waras yang pertama terbesit di benak ku adalah “What the heck?” , Lantas aku membalas komentar dia “Penting banget ya ngurusin hidup orang? Penting banget mikirin nanti anak nya Park Minyoung bakalan kaya gimana muka nya? Kaya nggak ada hal penting lain aja dihidupmu buat dipikirin, so pitiful”
Nah, seinget ku. Aku sama sekali nggak melontarkan kalimat kasar maupun kalimat hujatan ke orang itu, tapi aku sangat kaget pas dapet balesan komentar dari dia.
Y ague kan Cuma nanya aja monyet, gue nanya nanti anak nya Park Minyoung mukanya bakalan kaya gimana dasar gagal paham lu monyet”
Oke, untuk sejenak aku diem, lama-lama emosi ku ikut tersulut ya wajar kan? Namanya juga manusia, dari lubuk hati yang paling dalem aku sama sekali nggak terima kalau sebutan “Monyet” itu dilontarkan. Tapi walau bagaimanapun aku mencoba untuk tidak membalas hujatan dia dengan bahasa kasar.
Wow, udah pemikirannya sempit bahasanya kotor lagi, pantesan aja”  Cuma itu yang aku balas, tiba-tiba dia melakukan personal attack. Aku yakin dia menglkik profil ku, untung saja waktu itu instagramku dalam keadaan privat.
Dari pada lo sok baik, berjilbab tapi peluk peluk yang bukan muhrim dasar munafik”
See? Aku ngga ngerti gimana orang ini berpikiran, profil instagram ku memang lagi berdua sama pacarku. Oke , aku akan bahas masalah ini di postingan lain, sekarang yang aku ingin soroti adalah what’s wrong with this person?
Setelah aku amati ternyata dia memang memanggil semua orang yang membalas komentar nggak penting dia dengan sebutan monyet, anjing, bego, sampah dan kata-kata nggak pantas lainnya. Aku lihat juga komentar yang dia posting sungguh-sungguh ngaco, out of topic dan sama sekali nggak bermutu. Aku yakin, bukan aku satu-satunya orang yang dihujat dan dibikin kesel sama akun anonym ini.
Pertama ini orang sangat nggak jelas, dia ngomentarin soal Park Minyoung yang melakukan operasi plastic. Emang udah nggak aneh sih kalau non kpop atau Hatters kpop selalu ngata-ngatain “plastic” . First of all. Don’t you know ? kalau operasi plastik di korea sana udah jadi budaya, bukan hal aneh, bukan hal tabu ataupun aib. Toh orang tua aja ada yang menghadiahkan anak nya operasi plastik pas masuk ulang tahun ke 17. See? Mestinya orang ini tahu budaya mereka seperti apa sebelum menghujat.
Kedua, dari semua hujatan operasi plastik yang pernah aku denger, ini adalah yang paling cringe. Gila nggak sih? Sampe banget ini orang mikirin anak nya Park Minyoung bentuk mukanya bakalan kayak apa? Serius, harusnya dia mikirin gimana nanti anaknya bakalan tumbuh kalau omongan orang tuanya macem sampah kaya gitu.
Ketiga, Omongan omongannya tuh bener-bener out of topic banget . Base lagi ngomongin ratting drama, lalu orang ini ngebahas operasi plastik ? okelah aku paham kalau emang artis-artis korea itu identik sama operasi plastik, tapi aku rasa dia ada di lapak yang salah untuk mengemukakan pendapat nggak penting nya itu.
Setelah aku pikir-pikir, kayanya ini orang emang segaja bersembunyi dibalik akun anonym nya. Secara dia bebas ngeluarin kata-kata kotor tanpa peduli dengan image dirinya nanti. Mungkin dia ketawa terbahak-bahak saat banyak orang yang merespon komentar bodohnya, tapi sekali lagi sebagai manusia normal aku berpikir “Biar apa?”
Hanya karena menggunakan akun anonym dan nggak ada yang tahu siapa identitas dibalik akun tersebut, bukan berarti seseorang bisa bertakata seenaknya. Hanya karena di dunia maya dan kesempatan untuk ketemu di dunia nyata adalah kecil, bukan berarti setiap orang punya kebebasan untuk mencaci maki. Hanya karena nggak suka dengan seseorang bukan berarti orang itu pantas untuk menerima hujatan. Dan alasan “suka suka gue, hape hape gue, kuota – kuota gue, terserah gue mau ngomong apa” adalah hal terbodoh yang seharusnya nggak di pelihara. Pemikiran sempit macem gitu yang bikin manusia jadi nggak memfungsikan hatinya.
Seseorang lahir ke dunia ini bukan untuk di hujat, bukan buat di kata-katain, bukan buat di bikin sakit hati dengan makian yang dilontarkan di dunia maya. Apapun perbuatannya, itu urusan dia dengan tuhan. And who are you to jugde?
Dan seperti yang dia bilang, mungkin aku emang munafik. Tapi setidaknya aku tahu cara bertutur kata, aku tahu cara menghargai orang lain, cara menjaga perasaan orang lain, dan aku tahu etika berinteraksi dengan orang lain baik di dunia nyata maupun di dunia nyata.
Tapi sayang, nggak semua orang tahu itu
Nggak semua orang tahu tata cara bertutur kata




Tidak Ada Tempat Untuk Si buruk Rupa


                Kompeten, penuh tanggung jawab, professional tapi jelek, jangan harap bisa di hargai. Kata siapa?
Emang kita ga pernah bisa menutup mata sama society di Indonesia yang apa-apa tuh di ukur dari look nya. Seberapa qualified nya kamu di dunia kerja, kalau kamu punya wajah yang jelek jangan harap dunia bakal mengapresiasi potensi yang kamu punya. I don’t how it’s work, seems like everybody just want to have a beauty partner.
                Kalau kualifikasi utamanya adalah khusus untuk orang cantik dengan tubuh yang ideal, lalu dimana kami para kentang? Apakah orang-orang jelek seperti kami tidak berhak untuk mendapatkan pekerjaan? Apakah kami yang sudah bekerja keras tidak berhak untuk mendapatkan pengakuan? What the heck with people, Body shaming masih selalu mengakar dan sulit untuk di hilangkan.
                Kalau semua celah pekerjaan hanya di peruntukan bagi orang-orang yang terlahir dengan wajah cantik, lalu kami yang sudah di ciptakan dengan wajah pas-pasan harus bagaimana?

Being Customer Service Be Like



                Terlahir sebagai seseorang yang “moody” membuatku kerepotan mengurusi diri sendiri, kalau sekarang aku sedang senang dan ceria bisa saja tiba-tiba beberapa menit kemudian aku menjadi pendiam dan murung. Apa penyebab nya? Hal hal kecil begitu membuatku sensitive, entahlah aku juga muak dengan diri sendiri karena belum bisa menyingkirkan perasan itu sampai sekarang. Sayangnya pekerjaan yang aku geluti sekarang adalah pekerjaan yang membutuhkan extra kesabaran, senyum cerah walaupun perasaan sedang kalut dan juga nada bicara yang lemah lembut pada setiap orang. Haram hukumnya bagi seorang customer service untuk bermuram durja apalagi berwajah masam.
                Menjadi seorang customer service selama satu tahun ini membuat aku belajar banyak hal tentang manusia, tentang tabiat, perangai, dan juga etika orang-orang yang lahir ke dunia. Dari berbagai pengalaman aku menyimpulkan beberapa tipe manusia walaupun bisa dibilang itu luarnya saja tapi etitude yang mereka tunjukan sudah menjadi representasi bagaimana mereka berperilaku sehari-hari. Observasi di lapangan membuatku menyimpulkan bahwa sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang sangat menyebalkan, dan selalu membuatku naik darah. Aku harus lebih belajar lagi mengatur emosi ku agar tidak menampakan wajah kesar pada mereka. “Custumer adalah raja” Oke, aku mengerti kenapa mereka bertingkah seenaknya, mungkin karena doktrin yang sudah di tanamkan sedari dulu. Memang betul, sebuah toko akan hidup oleh adanya pelanggan. Tapi itu tidak menjadikan mereka seharusnya bisa semena- mena pada karyawan nya.
                Customer selalu benar, aku juga heran kenapa aku selalu dibuat seolah-olah salah di mata mereka. Apapun yang mereka katakan rasanya harus selalu benar tidak peduli walaupun itu kebalikannya, dan pada akhirnya aku juga yang harus meminta maaf atas ketidak salahanku. Beberapa dari customer kadang sengaja menjebak dengan memainkan kata-kata, mereka lebih agresif dalam bertanya ini itu dan bahkan hal hal yang bersifat menyudutkan. Ada yang juga tidak tahu malu, mencari diskon besar-besaran dan begitu perhitungan atas segala harga. Hmmmmmm, selain itu yang berwajah sangat masam meskipun sudah kita sapa dengan ramah juga banyak. Tak hanya sampai disitu, aku juga sering dipertemukan dengan customer yang tidak bisa mengontrol emosinya, marah-marah dengan suara tinggi, menunjukan jari nya kepada kami seolah merendahkan, atau bahkan sampai memaki-maki. Well, yang seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari ku.
                I mean, why you gonna be so rude? Don’t you know I’m human too? Dia manusia, aku juga manusia, kami sama-sama diciptakan tuhan dengan seperangkat hati yang kalau dilukai akan terasa sakit. Hanya karena dia memiliki sedikit uang untuk membeli produk yang kami jual, apakah dia memiliki hak untuk mencaci maki dan merendahkan kami yang bekerja sebagai pegawai? Kalaupun ada kesalahan yang kami lakukan, kenapa tidak dibicarakan baik-baik dengan kepala yang dingin? So, semua kembali pada moral dan Etika. Aku ambil kesimpulan bahwa orang-orang seperti itu adalah orang yang tidak tahu bagaimana dia harus berperilaku di tempat umum.
                However, nggak semua customer rese dan menyebalkan. Aku juga pernah bertemu beberap customer yang baik, ramah, responsive atas semua yang aku katakana dan juga mengerti bagaimana caranya mengobrol dengan manusia yang sedang bekerja. Rasanya menyenangkan saat serving mereka, karena feedback yang mereka beri padaku juga hangat. Saat aku menyapa, dia berbalik menyapa dan tersenyum. Biasanya orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang pintar dan tahu etika, tidak butuh waktu lama dan berbelit belit untuk menjelaskan suatu produk dan juga itung-itungan promo pada mereka. Sayangnya populasi mereka masih terlalu sedikit, dunia masih di dominasi oleh orang – orang yang menyebalkan, dan aku harus setiap hari bertemu dengan orang-orang macam itu.

Kapan Nikah?

            Memasuki usia 23 Tahun adalah berkah, sekaligus bencana. Diusia ini orang- orang sibuk bertanya “Kapan Nikah?” Aku yang aw...